Ketika
manusia hidup pada jutaan tahun yang lalu, manusia masih bisa menggantungkan
pada alam, karena alam masih dalam kondisi yang baik dan belum terkontaminasi
oleh zat-zat yang membahayakan bagi kehidupan manusia. Pola kehidupan manusia
pada waktu itu masih sangat sederhana sehingga implikasi terhadap lingkunganpun
sangat kecil sekali, itupun masih bisa ditolelir oleh alam. Karena alam masih
bisa mencerna dan mengolah benda asing (pencemar) secara alamiah.
Pada
awal abad 19, 20, 21 manusia berfikir bahwa mereka hidup pada dunia dan zaman
yang modern dan maju dalam teknologi dan segala bidang, yang akhirnya membuat
manusia bergantung pada teknologi. Manusia berfikir kemajuan teknologi adalah
suatau prestasi manusia dalam rangka menguasai dunia, namun manusia terlena dan
terlupakan dengan kehidupan yang akan datang, artinya kehidupan pada generasi
pasca kehidupan mereka.
Pada
awal revolusi yang dimotori oleh negara Perancis yang mengubah pola kerja dari
tenaga manusia menjadi tenaga mesin dan itu merubah juga pada kondisi
lingkungan. Yang mana dari mesin-mesin itu mengeluarkan asap, limbah dll. yang
mengganggu lingkungan dan lama-kelamaan zat-zat asing tersebut mencemari
lingkungan dalam bentuk pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah,
pencemaran suara dan pencemaran pandangan dan itu berlangsung lama dan akhirnya
alam tidak sanggup lagi mengolah bahan asing tersebut secara alamiah.
Dalam
perkembangan selanjutnya, terutama dalam abad ke-20, dalam waktu yang relative
singkat, keseimbangan antara kedua bentuk lingkungan hidup manusia, yaitu
lingkungan hidup yang alami (natural environment or the biosphere of his
inheritance) dan lingkungan hidup buatan (man-made environment or the
technophere of his creation) mengalami gangguan (out of balance),
secara fundamental mengalami konflik (potentially in deep conflict).
Inilah yang dianggap sebagai awal krisis lingkungan, karena manusia sebagai
pelaku sekaligus menjadi korbanya.
Tekologi
yang diciptakan oleh manusia memang sengaja untuk meningkatkan kenikmatan hidup
dan kesejahteraan umat manusia dalam rangka memanjakan manusia, tetapi dengan
teknologi juga kondisi lingkungan menjadi tidak bisa dinikmati secara alamiah
karena sudah banyak mengandung Zat pencemar, seperti kendaraan yang kita
tumpangi mengeluarkan gas-gas yang mengganggu udara disekitar kita seperti CO2
(Carbon dioksida), O2 (Carbon Monoksida) dan lain-lain dan kita bisa
meningkatan produksi pertanian dengan menggunakan pestisida, pupuk buatan yang
secara langsung telah merusak structural tanah dan lingkungan.
0 comments:
Posting Komentar